Jumat, Desember 23, 2011

Sebuah Kesombongan Berakibat Kegagalan


Tak ada manusia yang sempurna. Punya kelebihan, pasti juga punya kekurangan.
Alam pun menangis, ketika ada manusia yang berdiri dan berjalan dengan angkuhnya.
Tiada gading yang tak retak. Sekuat apapun gading itu, pasti akan retak oleh suatu hal.
Pun demikian dengan suatu usaha. Usaha yang disertai rasa angkuh. Usaha yang diwarnai rasa sombong. Pasti akan kena getah dari keangkuhan itu.
Bebas bukan berarti luas. Menang bukan berarti kalah, dan kalah bukan berarti tak bisa. Badan yang pegal, jiwa yang rapuh, dan mental yang lemah, tidak selalu kalah. Badan perkasa, jiwa yang kuat, dan mental bak baja, juga belum tentu menang.
Optimisme memang diperlukan, tetapi tidak untuk menjadikan kesombongan.
Tak ada yang salah dengan usaha.

Diri ini lemas, diri ini sedih, karena suatu kegagalan yang menghampiri. Itulah tanda orang yang tak berjiwa kuat dan bermental baja.
Mungkin ketika gagal, mereka bilang, sebenarnya aku ini bisa, tapi kok begini hasilnya.
Salah besar untuk yang berkata demikian. Hasil bukan menjadi penentu kesuksesan dan kegagalan. Namun yang lebih besar munyumbangkan kesuksesan dan kegagalan itu adalah penilaian dari diri kita sendiri. Apa kita benar maksimal, atau masih sangat minimal?
Referensi keadaan sekarang, menilai semua hal dari hasilnya, tanpa mengukur usahanya. Memang benar, apapun itu pasti yang dilihat terlebih dahulu adalah hasil, akan teapi, sesungguhnya itu pemikiran yang sempit.  Seharusnya mereka mengetahui jika hasil bukanlah akhir dari perjuangan, hasil sebenarnya adalah awal dari perjuangan. Di mana yang menang harus berjuang mempertahankan, sedang yang kalah harus berjuang untuk menambah wawasan.
Perjuangan tak akan habis hingga ajal menjemput. Di setiap langkah, pasti ada sebuah perjuangan hebat yang patut dipertimbangkan nilainya dari pada hanya sekedar kemenangan dan kegagalan semata.

Template by:

Free Blog Templates