Selasa, Desember 27, 2011

Wanita, Mutiara yang Berharga

Wanita merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan laki-laki. Dia adalah mahkota kehidupan dan perhiasan dunia, yang menjadi pendamping hidup laki-laki, sekaligus ujian baginya. Tak dapat dipungkiri, dibalik kelemahan dan kelembutannya, tersimpan andil penting yang dapat mendorong seorang laki-laki menjadi orang sukses, atau sebaliknya. Oleh karena itu, salah satu faktor bagi kesuksesan dan kebahagiaan kaum Adam adalah bagaimana cara dia menjaga mutiara kehidupannya tersebut.
 Dibalik kepemimpinan Muhammad, ada sosok saudagar perempuan sukses yang mampu menjadi 'tiang' sekaligus pengayom sisi kemanusiaan beliau, mendukung sepenuh hati tugas suami dan rela mengorbankan semua.
Firaun, memang tak pernah terpublikasikan bahwasanya banyak kegiatan kenegaraan yang kebijakannya berasal dari istri tercintanya.
Di balik kepemimpinan Sukarno ada doa Ibunda yang menguatkan jiwa dan menangguhkan perjuangannya.
Suharto kian rapuh saat ibu tien meninggal.
BJ Habibie merasa keterpurukan yang luar biasa ketika sang istri kembali ke Haribaan-Nya.


Dibalik fluktuatifnya kadar emosional wanita, sisi kelembutan dan keibuan yang sebetulnya menyimpan kekuatan besar. Prinsip yang berarti landasan berfikir dan bertindak dalam keseharian, menjaga rahasia internal sebuah negara bernama keluarga dengan meminimalkan akses siapapun masuk kedalamnya.
Lalu siapa wanita yang sebenarnya di balik pemimpin itu? Ialah wanita sholihah, yang senantiasa menjaga kehormatan diri dan kehormatan atas yang didampingi, dalam hal ini adalah pemimpin atau sang suami. Wanita sholihah yang memiliki pribadi Islami, dan tak akan pernah lupa menjalankan kewajibannya sebagai Insan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang wanita (menjaga) shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, niscaya dia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia sukai.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (1/191), Abu Nu’aim (6/308) dalam al-Hilyah dari Ibnu Auf, Ibnu Hibban (4.151), dari hadits Abi Hurairah, dan ath-Thabari dalam al-Majmal (4/307) serta al-Bazar). Dalam hadits lain disebutkan, Tiadalah seorang istri menjadi shalihah melainkan ia mentaati suami karena Allah, ia berdandan hanya untuk sang suami, ia menjaga kehormatan dan harta suami, ia mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak dengan sentuhan agama, bimbingan dan pengajaran kepada anak-anaknya adalah al Quran, nasehatnya adalah kalimat zikir, senyum nya surga, inilah wanita yang d cinta surga
Kesimpulannya, Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Apa yang kita dengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat, itu adalah benar. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.
Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita. Dan InsyaAllah, wanita yang seperti itulah yang nantinya akan benar-benar menjadi “Mutiara Yang Berharga”. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin. Barokallah.

2 komentar:

nisa mengatakan...

Indahnya menjadi wanita sholihah :), moga kita bisa ya..

Auli Fisty N A mengatakan...

Amiiin.... smg ya mbk :)

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates